Sudahkah sobat baca tulisan saya sebelumnya tentang beberapa tanggapan yang menolak kedatangan Miyabi yang saya kumpul dari beberapa halaman web? Jika belum klik saja disini
Kali ini beberapa tanggapan dari beberapa orang yang tidak menolak (tidak juga mendukung), mendukung dan juga dari pihak rumah produksi Maxima.
Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Wahid Hamid (detikcom) :
"Kalau bertentangan dengan norma masyarakat, kita harus mempertimbangkan ulang. Tapi kalau memang nggak ya nggak papa. Semua kembali ke rasa masyarakat. Paradigma kita kan bukan paradigma mengatur,"
"Tapi kalau ada hal-hal yang secara formal bertentangan, ya kita kembali ke paradigma UU Perfilman,"
Kabid Penum Mabes Polri Kombes Pol Ketut Yoga Ana (Detiknews): polisi tidak bisa melakukan pelarangan.
Polisi tidak dapat melakukan pelarangan, "Kalau aturan sudah jelas. Paling kita mengimbau saja. Pencegahan mungkin dilakukan imigrasi,"
Selama ini Miyabi hanya membuat film porno diluar negeri , "Kalau di luar kami tidak berhak menangani,"
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI, Mohammad Nuh (Yesaya Blog) :
“Kita harus menghargai sejumlah individu atau organisasi yang memiliki kepedulian terhadap etika moral untuk tetap menentang kedatangannya ke Indonesia, meskipun tidak melakukan kegiatan porno,”
“Kepastian dia menjadi bintang porno memang perlu dicek kembali, karena saya belum mengetahui kepastiannya. Jika benar, tentu lebih baik diganti yang lain,”
“Meskipun, kedatangan Miyabi ke Indonesia tidak melakukan kegiatan yang bersifat porno, kami tetap mengimbau kepada pihak terkait untuk menghindari kegiatan yang menimbulkan kontroversi,”
“Apalagi, kreativitas tidak harus mengabaikan kepekaan sosial. Lebih baik diganti saja dengan bintang lain yang tidak menimbulkan kontroversi,”
Menteri Agama Maftuh Basyuni (Yesaya Blog):
“Saya tidak tahu, hanya mendengar sedikit-sedikit (tentang kedatangan Miyabi). Tapi asal tidak porno tidak apa-apa. Yang penting tidak bertentangan dengan Undang-undang yang kita miliki. Masa orang mau datang, kita usir?”
“Tidak ada imbauan. Itu urusan keamanan, bukan urusan kita lagi. Lagi pula selagi tidak bertentangan dengan undang-undang, kenapa harus dilarang?”
Rima Melati (Okezone) :
"Mungkin karena Miyabi lucu. Jadi kita harus cari tahu dulu. Mungkin dibuat film komedi. Mungkin produser ingin memberikan cerita yang lain. Jadi, kita harus berpikiran maju dan cari informasi dulu,"
"Sebelum bicara setuju atau tidak, kita harus melihat dulu seperti apa ceritanya dan kenapa harus Miyabi? Saya tidak kenal Miyabi karena belum nonton film seperti itu. Saya suka sedih ada orang yang kurang setuju, tapi tidak tahu Miyabi seperti apa,"
Aktivis perempuan Ninik Rahayu (Detiknews):
"Kalau dia pemain porno, memangnya dia akan porno di mana saja?"
"Tetap harus dihormati, jangan karena dia bintang porno terus nggak dihormati,"
"Kalau terbukti melanggar dan melakukan kejahatan, itu baru boleh,"
Kuburan Band (Tribun Timur)
Vokalis, Priya Anopanji kepada Kapan Lagi, "Tidak ada sebuah masalah kehadiran Miyabi tersebut. Jelas kami mendukung penuh akan kehadiran ke Indonesia,"
"Miyabi itu datang untuk apa, dia ingin bermain film tapi film yang dibuat bukan film yang begitu-begituan, hanya komedi. Jadi Kuburan Band mendukung,"
"Miyabi itu bermain film begituan (porno) itu hanya di Jepang. Jadi ini harus dibedakan, sementara kehadiran di sini hanya bermain film komedi saja. Jelas kehadiran Miyabi kemari itu sebuah langkah yang bagus,"
~ Production House-Maxima Picture (Okezone) ~
General Manajer Maxima Pictures - Sediadi:
"Dia akan tetap ke Jakarta,"
"(Miyabi) tetap datang, tapi kayaknya tidak tanggal 14 Oktober,"
"Kita akan bertanya kepada pemerintah atau ulama lain. Kalau yang menolak kan baru FPI (Front Pembela Islam),"
Produser Maxima - Ody Mulia:
"Kita sudah dapat persetujuan dari Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI). Dokumennya sudah selesai. Administrasi sudah selesai. Yang pasti akan tetap berlanjut,"
"Kita akan bertanya kepada pemerintah atau ulama lain. Kalau yang menolak kan baru FPI (Front Pembela Islam),"
"Bisa saja dari keuntungan film itu kita sumbangkan ke korban bencana. Tapi tidak usah kita pamerkan. Itu kan riya,"
"Itu sudah risiko. Kita akan cari solusi, minta pertimbangan dari lembaga pemerintah. Yang penting kita enggak melanggar hukum. Kalau dianggap kontroversi, hanya dari pihak tertentu saja,"
"Kalau Luna Maya, nanti penontonnya biasa saja. Kalau misalnya film bagus, bintangnya biasa, itu untuk apa?"
"Marketing Miyabi cukup bagus. Sensasinya memang kita akui. Apalagi ini untuk membuka pasar antara Indonesia dan Jepang,"
"Saya meminta FPI untuk mengerti bahwa ini bisnis. Jadi jangan dilihat dari sisi negatifnya. Kita tetap menampung dan akan kita rembukkan kembali untuk mencari solusinya. Kita tadi tidak mengiyakan dan tidak bilang tidak,"
Tapi yang jelas ditolak ataupun tidak, Miyabi pasti tidak akan peduli—dihindari teman, diusir ortu dan "dipecat" sebagai anak tidak membuat dia berhenti koq—.
Apakah tanggapan teman-teman dengan kedatangan si cantik Miyabi?
Ingin Update informasi AC Milan dan Persipura langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda disini.
1 komentar:
Dari sisi praktis mungkin sah-sah saja kedatangan Miyabi selama tidak melakukan pornografi di Indonesia, namun dari sisi etika mungkin masih kurang bisa dibenarkan kedatangan Miyabi mengingat dampaknya bisa sangat besar bagi masyarakat luas.
Ingat bahwa setiap permasalahan selalu bisa dilihat dari banyak sisi, tergantung bagaimana kita menempatkannya.
Kerja Keras Adalah Energi Kita
Posting Komentar
Trims karena sudah bersedia meluangkan waktu untuk berkomentar di blog saya (Tapi yang SOPAN yach, dan JANGAN melakukan Spaming)